Otak… kita sepakat bahwa otak terkait dengan logika. Otak berhubungan dengan pikiran sadar dan kita berpikir menggunakan otak.
Hati… rata-rata kita mempunyai pemahaman yang sama, bahwa hati terkait dengan perasaan. Maka ketika seseorang merasa sedih, dia akan mengatakan, ”Hatiku hancur”. Dan saat merasa senang, kita berucap ”Hatiku berbunga – bunga”.
Tapi, betulkan organ ’Hati’ yang merasakan itu semua ?
Benarkah organ hati yang berhubungan dengan otak ?
Ternyata tidak.
Para ahli menyebutkan, jantung mempunyai sistem komunikasi yang lebih luas dengan otak, daripada organ – organ tubuh lainnya. Jadi, sebenarnya jantung dan otaklah yang komunikasinya lebih intens. Jantunglah yang merasakan apa yang dipikirkan otak.
Ketika otak berpikir takut, jantung berdebar – debar. Ketika stress dan pikiran kacau, irama jantung menjadi tidak normal.
Sehingga, sebagian orang berpendapat bahwa yang merasa itu sebenarnya adalah jantung, bukan hati. Dalam kehidupan sehari – hari di Indonesia, bahkan menjadi rancu. ’You always in my heart’ diartikan dengan ’Kau selalu di hatiku’, namun tangan menunjuk pada jantung. ’Heart to Heart’ diartikan ’Dari hati ke hati’ dan tangan tetap menunjuk pada jantung… Heart memang sebenarnya jantung, sementara hati adalah liver.
Bicara tentang JANTUNG, menurut para ilmuwan, jantung mempunyai ’otak’ sendiri, yang membuat ia bekerja secara otomatis tanpa perlu menunggu perintah otak di kepala kita. Misalnya dalam hal kerja jantung berdetak dan memompa darah.
Selain itu, ilmu pengetahuan berhasil membuktikan bahwa kualitas elektromagnetik jantung 5000 kali lebih kuat daripada otak. Dengan kata lain, kalau Positive Thinking memakai tenaga 1 watt, maka Positive Feeling memakai tenaga 5000 watt. So, Positive Feeling lebih powerfull daripada Positive Thinking.
Have a great Positive Feeling… Have a great life ^;^